Ini terjadi karena memang melihat kondisi perekonomian dan kesejahteraan nelayan sendiri sangat memprihatinkan. Sudah pas-pas an dengan mengandalkan pendapatan dari penjualan ikan hasil melaut yang tak seberapa. Ditambah dengan kondisi terang bulan yang menjadi musim paceklik bagi nelayan sehingga tak ada tangkapan ikan yang bisa dijual.
Namun perlu diketahui bahwa nelayan lah yang pertama kali tahu apakah ada kapal asing yang masuk mencuri ikan, atau datangnya badai dan gelombang laut yang mungkin bisa menyebabkan kerugian bagi nelayan. Nelayan pula yang tahu apakah nelayan yang lain menggunakan bom ikan atau trawl saat mengambil ikan dilaut yang merupakan pelanggaran hukum dalam menjaga kelestarian laut.
Nelayan berfikir bahwa pendidikan formal tak akan berpengaruh pada kecerdasan menjadi nelayan, sehingga mereka lebih memilih anak-anak mereka untuk sekolah setinggi mungkin dan tidak menjadi nelayan. Padahal banyak diluar sana nelayan yang mampu memberikan kontribusi lebih bagi laut. Sehingga laut bisa menjadi mata pencaharian yang menjanjikan.
Seperti kumpulan nelayan yang menamai diri mereka "Samudera Bahari" yang melakukan aktifitas menjaga terumbu karang, penanaman mangrove dan kegiatan konservasi laut lainnya. Sehingga menimbulkan minat wisatawan untuk mengunjungi daerah pesisir laut mereka. Inilah yang menjadi kunci pemanfaatan laut sebagai mata pencaharian. Sehingga ketika musim paceklik datang, nelayan tidak menganggur bahkan mendapatkan pendapatan lebih dari pesisir laut yang mereka kelola menjadi aset wisata.
, nelayan lah yang
mengetahui pertama kali ada kapal asing masuk dan mencuri ikan.
Nelayan juga yang pertama tahu akan ada badai atau gelombang pasang.
Nelayan lah yang pertama tahu ada sesama nelayan yang menggunakan bom
ikan, trawl atau praktik perikanan yang dilarang lainnya sementara itu
kekuatan pengamanan militer hanyalah supporting system yang berjalan
secara periodik, dan lebih dari itu bukankah seperti itu seharusnya
terjemahan siste
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yoppie/nelayan-sejahtera-sebagai-benteng-maritim-indonesia_5796e157e5afbd32078b456d
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yoppie/nelayan-sejahtera-sebagai-benteng-maritim-indonesia_5796e157e5afbd32078b456d
nelayan lah yang
mengetahui pertama kali ada kapal asing masuk dan mencuri ikan.
Nelayan juga yang pertama tahu akan ada badai atau gelombang pasang.
Nelayan lah yang pertama tahu ada sesama nelayan yang menggunakan bom
ikan, trawl atau praktik perikanan yang dilarang
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yoppie/nelayan-sejahtera-sebagai-benteng-maritim-indonesia_5796e157e5afbd32078b456d
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yoppie/nelayan-sejahtera-sebagai-benteng-maritim-indonesia_5796e157e5afbd32078b456d
nelayan lah yang
mengetahui pertama kali ada kapal asing masuk dan mencuri ikan.
Nelayan juga yang pertama tahu akan ada badai atau gelombang pasang.
Nelayan lah yang pertama tahu ada sesama nelayan yang menggunakan bom
ikan, trawl atau praktik perikanan yang dilarang
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yoppie/nelayan-sejahtera-sebagai-benteng-maritim-indonesia_5796e157e5afbd32078b456d
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/yoppie/nelayan-sejahtera-sebagai-benteng-maritim-indonesia_5796e157e5afbd32078b456d
Tidak ada komentar