- Hukum dan kekerasan bersatu membela keserakahan yang seolah-olah bernyanyi merdu di telinga penguasa. Merusak pendengaran rakyat...
- Hukum diartikan hanya kumpulan kertas yang akan dibaca menggunakan baju kebesaran atas perintah Yang Mulia. Hancur hukum kita...
- Hukum dijadikan kawan saat menguntungkan. Dijadikan budak jalanan saat merugikan, apalagi berkaitan dengan rente besar...
- Hukum mengikuti kehendak kegelapan. Tidak jelas dan penuh rekayasa dengan alasan tidak kekonyolan yang dipertontonkan ke publik...
- Hukum menjadi hukuman semata. Proses tidak penting, yang harus didahulukan adalah kepentingan berkuasa selamanya...
- Hukum terus diperkosa dengan seribu rencana. Ruang sempit keadilan tertutup dalam gelapnya ketidakpastian hukum di masa depan...
- Hukum dijadikan palu dan memukul siapa saja tanpa merasa malu. Hukum seolah miliknya...
- Hukum berubah dan melenceng dari lahirnya sebagai pengadil dan penentu pencari keadilan negeri ini...pedang keadilan berlumuran darah...
- Pedang keadilan hukum membunuh yang benar dan takluk kepada yg berkuasa di ruang kekuasaan. Pedang tumpul di hadapan mafia...
- Keadilan hanya cerita. Penista berpesta pora merasa menang sebelum berperang, itulah tujuan mereka. Gak peduli apa kata hukum kepada pedangnya...
- Hukum dan keadilan mulai berpisah. Hukum takluk kepada penguasa, keadilan mencari teman setia diantara mafia-mafia berdasi di negara entah dimana...
- Sudah berbulan-bulan hukum berjalan. Hari H katanya belum selesai, inikah wajah hukum kita?
- Wajah hukum berubah menjadi raksasa menakutkan, rakyat berlarian ketakutan kepada hukum yang sudah hilang keadilan...
- Dibuat oleh media pendukung penista seolah-olah dirugikan serta tidak mampu menyelesaikan...jahat dan melukai rasa keadilan berjuta jiwa.
- Jutaan jiwa pencari keadilan di hukum seolah putus asa karena hukum dibunuh agar tidak ada keadilan.
- Lalu kemana jiwa bangsa ini mencari keadilan? Di jalan-jalan penuh debu atau di kafe-kafe penuh tarian kesombongan? Rakyat yg menilai.
- Keadilan hanya milik mafia bukan rakyat. Hukum milik pemuja dan perekayasa, selesai sudah urusan bangsa ini...
- Keadilan dilumpuhkan, kekuasaan ingin selamanya menikmati dayang-dayang menjamu apa saja...maunya.
- Kapan keadilan akan didapatkan? Mungkin seribu tahun lagi...
- Atau mungkin keadilan akan mencari jalan sendiri di ruang kosong kebebasan. Jangan sampai keadilan masuk ke ruang radikalisme..
- Aparat harus independen dan amanah. Merusak masa depan hukum dengan kekuasaan sama saja dengan merusak peradaban manusia...
- Aparat harus jujur bahwa penista adalah penista. Adakah kita rela wajah negeri ini dipimpin oleh tersangka?
- Rakyat sudah cerdas. Hukum jangan dipermainkan, kalian akan dihukum sendiri oleh keadilan...
- Bahkan akan lebih kejam keadilan menghukum kalian. Ingat dan hati-hatilah jangan mempermainkan hukum...
Titulo
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar