Perjumpaan kita bukan saat pertama
Saat fisik bertemu dalam bingkai cinta
Saat aku dan kau hanya selembar kata
Perjumpaan kita sudah ada di catatanNya
Hari itu hari disaat aku dan kau bersatu dalam keraguan
Apa benar jalan kita? Tapi kau yakinkan aku. Inilah jalan yang terang
Jalan mencari kehidupan sebenarnya
Jiwaku terus menggembara, kau setia
Kita terus bersatu saat jalan mulai terjal
Saat kami belajar kehidupan dan kematian
Di tengah manisnya dunia kampus bagi pencari cinta
Kami terus berjalan
Menyusuri lorong kehidupan dengan kuat
Ada saat aku lapar dirimu pandai memasak
Ditunggu semua wajah - wajah polos penikmat nasi kucing deket jendela barak kita
Kami terus berjalan tak kenal lelah
Cahaya itu bersinar seterang cita - cita kami
Kami terus menyeberangi laut dalam
Tak peduli kadang kami kehabisan nafas
Kau hadir tersenyum membawa bekal dari desamu yang penuh kenangan
Kami bersama dalam cinta
Terlalu sulit sejarah mencatatnya
Karena hanya cinta yang tau maknanya
Karena honda dan bus itu ikut bicara
Sering suara rindumu membangunkan jiwa kami yang terlelap dalam mimpi
Kami terlalu lama bersama
Seolah pelangi hanya ada diantara kami
Tertawa, sedih dan sesekali kami senyum
Atau kadang kami kedinginan di pegunungan berselimut awan
Engkau dan aku terus bersama
Aku ingat saat berdua bertanya soal lagu kesukaanku
Aku ingat saat kita bersama menangis dalam syahdu
Mencari dan terus mencari kerinduan itu
Suatu saat kita tidur bertiga dalam satu selimut
Kadang bergantian karena hanya petak tempat jiwa bersama
Sirojudin, Madani dan Al Kahfi jadi saksi hendak kemana kita di dunia
Tasbih kadang membuatmu menungguku
Namum sering suaramu membuatku tak kuat menunggu
Gunung rumpin jadi saksi
Jalan pantura bisa bercerita kita berdua
Mentari senja di Bogor bisa bicara
Kuda besi sampai lelah menemani
Tak apa, mereka saksi kehidupan selamanya
Kami terus berjalan bersama
Mungkin banyak duka dan luka
Selalu ada cinta di dalam kebaikan
Di ujung malam kami menyelesaikan
Kadang jadi rahasia penuh kenangan
Sahabat, perjalanan ini sejenak terhenti
Aku tersentak, ada apa ini?
Senyummu menembus langit
Menusuk jantung kegembiraanku
Pelangi hanya terlihat semu
Air mata ini bukan air mata perpisahan
Ini air mata hati yang keluar dari jiwa
Perjumpaan seolah seperti perjalanan kita ke kampus mencari kerinduan
Dirimu hanya tersenyum
Aku tak percaya sampai awan berjatuhan
Kau lebih baik dariku
Kau lebih dekat dalam sujudmu
Aku tetap tak percaya sakitmu
Sampai Engkau dipilih Rabbmu
Sahabat, kupeluk dirimu
Kucium keningmu
Kuelus tangan dan dadamu
Suara lirih kusebut namamu
Sahabat, Kamu adalah aku
Aku adalah kamu
Nafasmu adalah nafasku
Jiwamu adalah jiwaku
Biarkan sejarah mencatatnya
Sahabat, kuantar jiwamu
Berjalan beriringan bersama belahan jiwamu
Berjalan menapaki sepinya hati dan malam
Hanya ada sentuhan dan dzikir panjang
Sahabat, semua menjadi saksi
Kebaikan dan kebaikan dirimu
Aku jadi saksi kerinduanmu
Tak seorangpun rela engkau tinggalkan
Sahabat, selamat jalan
Kau tidak meninggalkan diriku
Kau hanya pergi sebentar
Membawa embun pagi yang sejuk
Bersama - sama sujud kepadaNya
Sahabat, kau tetap ada dalam jiwaku
Ada dalam kerinduanku
Bambu basah itu saksinya
Menyatu bersamamu
Dan aku tetap bicara denganmu
Pergilah sahabatku, aku di sampingmu
#mengenang Sahabat dan Saudaraku
Antoni Dwi Arnanda
Tidak ada komentar