Pernah merasakan bagaimana rasanya berpencaharian sebagai penjual keliling? Menjajakan satu jenis barang dari rumah ke rumah? Kadang kita pun merasa bingung untuk membelinya, sebab kita juga "tidak butuh-butuh amat", tetapi rasanya kasihan pada si penjual.
Lalu, bagaimana Riyono menghadapi kondisi ini?
Beberapa hari lalu, Riyono sedang menghadiri pengajian pekanannya, ketika di depan rumah yang digunakan sebagai tempat pengajian itu, lewat seorang laki-laki penjual kentang keliling, sebut saja Pak Kentang. Riyono dan kawan-kawan pengajiannya pun memanggilnya mampir.
Ditemani teh hangat, Pak Kentang kemudian bercerita tentang dirinya. Rupanya dia berasal dari Tretep, salah satu kecamatan terluar di wilayah Kabupaten Temanggung. Perjalanan sejauh ini ditempuhnya demi menafkahi keluarga.
Tak terasa Riyono meneteskan air mata mendengarnya. Dia dan teman-temannya akhirnya memborong semua dagangannya, yang membuat Pak Kentang senang luar biasa. Selain itu, mereka pun membekalinya dengan makanan dan uang transport sebagai tanda bahwa sebagai manusia, apa pun bisa terjadi pada kita semua.
"Ya Rabb, berikan dan ajari kami selalu untuk terus bersyukur atas nikmatmu ini," doa Riyono dalam hati.
Tidak ada komentar