Titulo

Riyono Serius Bekerja untuk Persiapan Raperda Rendemen Tebu

Riyono mengikuti seminar DPRD Provinsi Jateng dengan tema "Menggagas Raperda tentang Peningkatan Remendemen dan Hablur Tanaman Tebu" di Salatiga (24/01). Riyono serius bekerja untuk persiapan Raperda Rendemen Tebu. Belajar soal dunia pergulaan nasional. India pabriknya jelek tapi bisa hasilkan minimal 6 ton/ha dan Jerman bisa 8 sd 10 ton/ha. Varietas tebu aslinya dari Indonesia, justru Australia dan Thailand dari kita. Kenapa mereka sekarang lebih maju?.

Konsumsi gula nasional perkapita hanya 7.2 kg. Kemampuan produksi 2.3 juta minus 3 juta ton. Semakin lama semakin sengsara petani kita. Ini kondisi pergulaan nasional, total produksi 2,22 juta ton sedangkan kebutuhan 5,81 juta ton dan kekurangan 3,59 juta ton. Masih jauh dari cita - cita swasembada gula

Ini problem utama saat ini.
  • Swasembada gula dalam rangka kedaulatan pangan -> produksi gula nasional tercukupi  min 90%
  • Kondisi saat ini, produksi nasional kurang lebih 25 juta/tahun, sedangkan konsumsi 5,5 juta ton -> defisit sekitar 3 juta ton
  • Produksi gula nasional (existing) didukung oleh luas area kurang lebih 450 ribu hektar dengan produktivitas gula 4-5,5 ton/ha
  • Upaya pencapaian swasembada gula : optimalisasi lahan produksi gula existing 450 ribu/ha + perluasan -> 500 rb/ha ; protas gula 5,5 ton/ha -> 6,8 ton/ha dan diperlukan penyediaan lahan clear dan clean seluas 700 ribu/ha -> pembangunan 18 PG baru
Sejak 2004 sampai sekarang petani tebu sudah tidak ada. Yang ada adalah pengusaha tebu yg menikmati bantuan. Miris negeri ini. Gula petani yang dilelang menjadi makanan empuk bagi semua rente mulai dari pabrik sampai atas nama petani dan kesengsaraan di petani.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.