Titulo

Becak, Transportasi "Zaman Super-Old"

Riyono menikmati becak di Tegal (kiri) dan Surabaya

Saya mau tamasya
Berkeliling-keliling kota
Hendak melihat-lihat keramaian yang ada
Saya panggilkan becak
Kereta tak berkuda
Becak, becak, coba bawa saya


Saya duduk sendiri sambil mengangkat kaki
Melihat dengan asyik
Ke kanan dan ke kiri
Lihat becakku lari
Bagaikan tak berhenti
Becak, becak, jalan hati-hati


Jika kita mengingat masa kanak-kanak dulu, pastilah lagu ini merupakan lagu yang sering kita nyanyikan. Seperti judulnya, Becak, lagu ini bercerita tentang keasyikan kita jalan-jalan naik becak saat liburan.

Sekarang, sedikit sekali anak yang masih mendendangkan lagu tersebut. Lagu anak-anak yang berisi keceriaan dan lirik-lirik penuh hikmah tergusur oleh lagu-lagu dewasa yang dinyanyikan anak-anak. Terlebih lagi, berapa banyak sih anak "zaman now" yang bisa menikmati lirik lagu Becak, mengingat jumlah becak saat ini bisa dihitung jari?

Karenanya, ketika bisa menikmati becak di dua kota, Riyono menjuluki kendaraan ini sebagai "transportasi zaman super-old". Dia memilih becak untuk menikmati pagi seraya beristirahat setelah menempuh perjalanan masing-masing menuju Tegal dan Surabaya.

Bagi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah ini, naik becak bukan soal pencitraan atau gaya-gayaan agar dianggap hebat oleh orang lain. Moda transportasi yang dinaiki adalah pilihan masing-masing orang dalam kehidupan. Setiap orang punya pilihan dan prinsip sendiri dalam menjalani kehidupan sehari-hari untuk saling menghormati.

Tak terasa perjalanan Riyono naik "kereta tak berkuda" itu usai. Sejuknya udara pagi dan senyum abang becak membuatnya segar kembali untuk meneruskan aktivitasnya sebagai pelayan rakyat.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.