Kultwit @Riyono_PPNSI
- Baru saja Golkar "takluk" dalam Rapimnas setelah berjalan tertatih tatih dalam konflik panjang.
- Deklarasi dukungan ke Jokowi langsung dilakukan dan disambut meriah oleh pemerintah. "Tamat" sudah perlawanan sebagai oposisi paling besar dalam KMP.
- Jatidiri Golkar yang sudah puluhan tahun berkuasa nampaknya berpengaruh kuat dalam patron politik mereka. Gak betah juga tanpa "kuasa".
- Konstruksi yang ingin dibangun oleh PG gabung ke IH semata untuk menyelamatkan PG pasca pilkada 2015 yang terseok-seok karena perpecahan.
- Mungkin ini pilihan paling pas untuk menyelamatkan PG agar tidak semakin terkoyak pasca "dikerjain" dengan konflik yang tidak kunjung selesai.
- Semoga selebrasi PG yang gabung ke IH bisa menyelamatkan dari ambruknya PG di alam demokrasi kita. Mungkin terpaksa bergabung? Hanya PG yang tahu.
- Kekuatan Jokowi pasca PAN dan PG bergabung akan tambah kuat secara kuantitas di parlemen. Tapi IH harus sadar bahwa PG bukan pemain baru.
- PG sosok lihai dan pengalaman dalam mengelola koalisi dan mengambil posisi. Jika tidak cerdas maka Jokowi dan IH akan kerepotan dalam koalisi.
- Kesediaan PG gabung tidaklah gratis. Jaminan pengakuan pengurus DPP ARB bukti yang akan menjawab. Posisi AL nampaknya akan ditinggal oleh IH.
- Keengganan kubu AL hadir dalam rapimnas akan semakin memperlemah posisi di hadapan IH. Kubu AL akan gigit jari.
- Kita tunggu selebrasi PG bersama Jokowi dan IH di parlemen dan istana. Bentuknya apa?.
- Pasca PG gabung IH baru saja PPP juga ketemu JK untuk islah dan ingin gabung Jokowi dan IH. Konflik PPP sama PG. Dualisme DPP karena SK.
- Apakah PPP JF akan gabung juga dengan IH? Nampaknya begitu jalan untuk selamatkan PPP dari konflik berdarah yang membelah ulama mereka.
- Bergabung Jokowi dan IH nampaknya PPP akan selamat dan bersatu kembali. Mungkinkah? Sangat karena SK DPP ada di Pemerintah.
- Tekanan IH via SK dalam konflik PG dan PPP "berhasil" membongkar pertahanan KMP sehingga mau tidak mau 2 partai ini harus tunduk dengan syarat.
- PPP belum deklarasi seperti PG, hanya tunggu waktu.
- Akhirnya IH benar - benar Hebat karena nyaris "sempurna" kekuatan politiknya di pemerintahan. PDIP, PG, PKB, Nasdem, Hanura, PPP.
- Sekarang kesempurnaan IH tinggal mengelolanya agar bisa mensejahterakan rakyat. Bisakah? Lihat gimana 2016 ini ada perbaikan ekonomi gak?.
- Sekali lagi tinggal kemampuan Jokowi dan PDIP sanggup gak mengelola kehebatan koalisi IH jilid 2 ini? Bisa tambah gaduh rebutan...
- Lalu bagaimana nasib KMP? PKS dan Gerindra? Masihkan sbrnya KMP? Atau sudah end?
- KMP dan KIH adalah demokrasi negeri ini selain NGO dan lain-lainnya. Faktual politiknya begitu, dinamikanya gambaran negeri ini selam apolitik.
- Kerasnya dinamika keduanya adalah proses kematangan politik bangsa yang saat ini belumlah utuh dalam makna demokrasi substansi. Harus terus tumbuh.
- KMP dan KIH harus tumbuh dalam demokrasi yang membumi dan dirasakan bangsa ini. Saya yakin inilah nilai perjuangan koalisi ini dalam pilpres...
- Walaupun corak politiknya bhineka bukan berarti terpecah dalam tujuan. Hanya caranya yang berbeda, demokrasi harus wajar tanpa prasangka.
- Sepanjang 2015 dinamika KMP dan KIH membuat jagad politik nasional hangat. Toh pemerintah tetap jalan tanpa halangan serius dari KMP.
- Jadi kalau ada kekhawatiran akan kuatnya KMP di parlemen itu salah. Oposisi sangat diperlukan dalam demokrasi, toh PDIP pernah oposisi...
- Kuatnya KMP dan KIH sangat diharapkan agar ada keseimbangan dalam menjalankan program. Hilangnya oposisi adalah bencana demokrasi...
- Tapi prakteknya IH tergoda dan tidak istiqomah membangun demokrasi dengan "menerima" semua parpol masuk istana. KMP juga tidak istiqomah tergoda...
- IH seolah tidak percaya diri mengelola bangsa pada saat berkuasa sehingga harus kesana kemari mencari temen. Harusnya mndrg KMP kuat sebagai mitra.
- KMP bukan dikuatkan tapi sekarang menuju lemahnya substansi demokrasi..Inilah yang kita sayangkan dalam alam demokrasi.
- Melemahnya KMP kerugian rakyat bukan semata kerugian partai. Kekuasaan yang nyaris tidak terkontrol rawan penyimpangan. Sikap kritis hilang.
- Kritis kepada pemerintah wajib dilakukan oposisi agar tidak gaduh dan kesannya sibuk urus diri sendiri bukan ngurus rakyat..
- Saat ini yg belum gabung IH tinggal PKS dan GR. Bagaimana sikap politik mereka? Sanggupkah menjadi oposisan sampai akhir?.
- GR sebagai pemilik Prabowo selama ini mewakili oposan yang terus mengoreksi kebijakan Jokowi. Pedasnya kritikan @fadlizon sebagai penyeimbang...
- Sikap kritis dan sikap politik sebagai oposan pasca kekalahan dalam pilpres hal wajar dan begitulah harusnya dilakukan. Konsisten dalam berpolitik.
- Prabowo sebagai icon GR nampaknya belum maksimal sebagai oposan terhadap Jokowi. Lebih banyak @fadlizon yang menjadi jubir GR mewakili PR...
- Jika @prabowo masih minat RI 2019 maka harus lebih fokus dan kritis dalam melihat kebijakan Jokowi. Satu tahun terakhir nampaknya agak sepi...
- Dalam banyak isu nasional yang ada di parlemen atau istana nampaknya @fadlizon lebih ambil peran di ranah publik. Mungkinkah disiapkan?.
- Sebagai oposan selama 1 tahun terakhir GR cukup kuat selalu berlawanan dengan Jokowi. Sikap oposisi ini nampaknya akan dipertahankan terus sampai 2019.
- GR sebagai poros pertama KMP akan tetap bertahan walaupun sendirian. @prabowo sudah menegaskan dalam banyak kesempatan. Sekarang GR harus mampu mengelola.
- Sebagai oposan juga harus ada agenda komperhensif selama 4 tahun untuk bisa mengimbangi pemerintah. Kedalaman sikap dan kritik menentukan citra di publik.
- GR bisa saja melakukan "perlawanan" terhadap kebijakan pemerintah dengan membuat kebijakan versi visi misi GR. KIS, KIP jokowi disandingkan dengan apa?.
- GR harus mampu menyakinkan publik bahwa kebijakan Jokowi tidak mampu mensejahterakan rakyat. Itu sikap oposan murni yang harus diambilnya.
- Dengan sikap GR yang oposan maka KMP akan tambah solid dalam sikap dan posisi terhadap Jokowi. Boleh secara kuantitas KMP kalah, isi masih akan kuat..
- Jika konsisten maka GR masih ada harapan di 2019 untuk membawa @prabowo menuju RI 1 atau minimal kadernya bisa bersaing di RI 2...
- Sekarang PKS...diantara KMP maka PKS punya saham besar dalam pilpres. Dipercayanya PKS sebagai markas perjuangan Prabowo ke MK publik mengakui.
- PKS solid pasca pileg walaupun turun. Lembaga survey, pengamat memprediksi PKS end, ternyata tidak terbukti. Sudah 2x prediksi salah semua.
- Bersama GR dalam KMP PKS memainkan peran kunci untuk menguasai parlemen, inilah kecerdasan dan kepiawaian PKS dlm koalisi.
- Lalu pasca PG gabung ke IH apakah PKS juga akan ikut?.
- Silaturahim Presdien PKS ke Jokowi membuat publik terkejut. Pengamat dan publik menilai PKS sudah mulai goyang dalam sikap politiknya.
- Publik menduga silaturahim itu tanda dalam politik untuk bergabung dengan IH. Spekulasi itu terus menggelinding bahwa PKS nampaknya ada deal.
- Walaupun sudah ditegaskan Presiden PKS bahwa silaturahim ke Jokowi ini biasa dan tidak ada muatan politik kecuali membangun kehidupan politik nasional yang sejuk.
- Bahkan dalam Rapimnas PKS yang mengundang Prabowo juga menegaskan bahwa PKS diluar pemerintah. Sikap ini tidak berubah sampai sekarang.
- Melihat track politik PKS maka bisa disimpulkan bahwa PKS akan tetap jadi oposan di luar pemerintah membersamai GR dalam KMP.
- KMP akan tetap kuat bersama GR dan PKS secara fungsi dan substansi politik bukan semata kuantitas kursi semata siap diluar pemerintah sampai 2019.
- Konsostensi PKS dan GR selama ini bisa memberi harapan akan fungsi kontrol kepada pemerintahan Jokowi. Penyeimbang dalam demokrasi.
- Kita harus bersyukur bahwa PKS dan GR tetap dalam KMP untuk menjaga bandul demokrasi bangsa agar tidak timpang dan melewati garis penyimpangan.
- Jadi bisa kita simpulkan bahwa KMP masih eksis bersama PKS dan GR dalam fungsi pengawasan untuk kesejahteraan rakyat..semoga semakin sejahtera.
Tidak ada komentar