Oleh Nelayan Kecil
Tatapan matamu tajam laksana belati
Menatap asa penuh arti
Menjaga cerita kebangsaan
Sayapmu kokoh mengarungi angkasa kemerdekaan
Pancasila kau satukan harapan dan cita
Ujung desa sampai gemerlapnya kota
Si miskin dan kaya berdiri saling sapa
Ada kegembiraan dalam derita
Pancasila kau penjaga indonesia
Pancasila kau selimut bhineka
Pancasila kau pelipur lara
Pancasila menjaga duka
Keadilan ada di Pancasila
Kesejahteraan cita - cita Pancasila
Ketuhanan landasan pertama
Persatuan spirit utama
Kerakyatan adalah khidmatnya
Dibawah bayang purnama
Pancasila mengangkasa menggapai asa
Luka karena cinta tak terasa
Garuda menangis tak terasa
Kini Pancasila dimana
Dihati dan jiwa penguasa atau tidak?
Apa hanya dalam donggeng belaka
Apa hanya dalam upacara dan gedung tua
Rakyat semakin lupa pancasila
Makna dan jiwanya hanya berupa gambar semata
Terpasang dirumah sebagai tanda
Hilang dalam jiwa dan keseharian rakyatnya
Pancasila mungkin menangis duka
Melihat penguasa tak mau bersamanya
Terbang mengarungi pedihnya derita
Menjenguk gubuk miskin sang Marhaen petani tua
Kududuk memandangi Pancasila
Dimana ada keadilan
Dimana kesejahteraan kutemukan
Masihkan ruh persatuan jiwa ada
Kerakyatan nampaknya tinggal cerita
Gedung Gubernur pak De Karwo. 25 mei 2016. 10.30
Tatapan matamu tajam laksana belati
Menatap asa penuh arti
Menjaga cerita kebangsaan
Sayapmu kokoh mengarungi angkasa kemerdekaan
Pancasila kau satukan harapan dan cita
Ujung desa sampai gemerlapnya kota
Si miskin dan kaya berdiri saling sapa
Ada kegembiraan dalam derita
Pancasila kau penjaga indonesia
Pancasila kau selimut bhineka
Pancasila kau pelipur lara
Pancasila menjaga duka
Keadilan ada di Pancasila
Kesejahteraan cita - cita Pancasila
Ketuhanan landasan pertama
Persatuan spirit utama
Kerakyatan adalah khidmatnya
Dibawah bayang purnama
Pancasila mengangkasa menggapai asa
Luka karena cinta tak terasa
Garuda menangis tak terasa
Kini Pancasila dimana
Dihati dan jiwa penguasa atau tidak?
Apa hanya dalam donggeng belaka
Apa hanya dalam upacara dan gedung tua
Rakyat semakin lupa pancasila
Makna dan jiwanya hanya berupa gambar semata
Terpasang dirumah sebagai tanda
Hilang dalam jiwa dan keseharian rakyatnya
Pancasila mungkin menangis duka
Melihat penguasa tak mau bersamanya
Terbang mengarungi pedihnya derita
Menjenguk gubuk miskin sang Marhaen petani tua
Kududuk memandangi Pancasila
Dimana ada keadilan
Dimana kesejahteraan kutemukan
Masihkan ruh persatuan jiwa ada
Kerakyatan nampaknya tinggal cerita
Gedung Gubernur pak De Karwo. 25 mei 2016. 10.30
Tidak ada komentar