Di luar kesibukannya sebagai anggota dewan, dalam wisata keluarganya pun, Riyono masih menunjukkan kepeduliannya pada rakyat kecil. Tempat berlibur yang dipilih Riyono bersama istri dan para putranya adalah Pasar Bandungan. Menurutnya, selain untuk berbelanja, pasar merupakan tempat untuk mengenal perjuangan hidup petani, pedagang, dan pasar sebagai pusat ekonomi kerakyatan.
Pasar Bandungan merupakan pasar yang digemari masyarakat Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Karena dekat dengan lokasi wisata, Pasar Bandungan menjadi sentra perbelanjaan bagi wisatawan di kawasan tersebut. Karena dekat dengan lahan pertanian, biasaya bahan makanan seperti sayur dan buah masih segar.
Salah satu hal yang unik di pasar ini adalah keberadaan para penyedia jasa gendong. Didominasi oleh kaum wanita, pencaharian mereka adalah menawari orang-orang yang berbelanja untuk membawakan belanjaan mereka, biasanya sembari mengajak para penyedia jasa gendong ini berkeliling pasar hingga tiba di kendaraan pribadi para pengunjung.
Di tengah aktivitasnya, Riyono sempat mengobrol dengan beberapa ibu penyedia jasa ini. Sebagai seorang wakil rakyat, dirinya pun tertarik mendengar kisah perjuangan mereka.
Ibu-ibu penyedia jasa gendong tersebut mengaku, penghasilan per hari mereka tidak pasti, sebab itu tergantung kemauan para pembeli di Pasar Bandungan.
"Kadang sehari bisa 20.000 atau hanya 15.000, bahkan kadang malah cuma 10.000," aku si ibu.
Merasa miris mendengar kisah mereka, Riyono dan istrinya tak segan mengajak dua orang ibu untuk berkeliling pasar dan membawakan belanjaannya, meskipun sebetulnya masih bisa dibawanya sendiri atau paling tidak minta satu jasa saja.
Berapa tarif jasa yang diberikan oleh anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah ini?
"Cukup," hanya itu yang disampaikan Riyono dengan memberikan tanda kutip dalam jawabannya.
"Terima kasih, 'Ibu Gendong', engkau telah banyak memberi pelajaran syukur kepada kami sekeluarga," ungkapnya.
Tidak ada komentar