Sedih dan sedih tidak bisa menghantarkan guru dan ustad kami Listyo Nugroho yang berpulang kemarin. Tiga agenda saya harus hadir dan memutuskannya.
Sampai dini hari agenda baru kelar, istirahat 3 jam langsung meluncur ke bandara. Pesawat paling pagi menuju Solo untuk segera mengucapkan bela sungkawa secara langsung dengan Bu Umi dan putra-putra almarhum. Tidak lama taksi bandara sudah mengantar saya ke rumah almarhum.
Hampir satu jam saya mendengarkan Bu Umi dan Mas Fahmi putra pertama yang baru saja akad nikah bertepatan dengan ayahanda tercinta dipanggil Allah SWT. Ada adik Ibrohim anak ke 3 yang juga ikut ngobrol soal kuliahnya. Ketegaran dan ketawakalan Bu Umi dan putra-putri beliau memberikan pelajaran luar biasa bagi saya.
Ingatanku melayang jauh ke 2009 saat bersama almarhum kampanye di Dapil 7 keliling dari gunung sampai pesisir kami lalui berdua dengan penuh kebersamaan. Keceriaan dan kedermawanan beliau semoga mampu kami teladani.
Ya Rabb tempatkan sahabat kami, Ustadz Listyo Nugroho di surga-Mu. Aamiin.
Akhirnya saya pamit dan melanjutkan perjalanan memjenguk Ustadz Amin Wahyudi yang sakit di RS Yaksis Gemolong. Perjalanan ditempuh dengan Go-Jek yang setia menemani sampai tujuan.
Ya Rabb, sembuhkan segera beliau, wajah cerah dan senyum kas menyambut kehadiranku. Kucium tangan beliau dan kupijat-pijat kaki beliau. Sedikit ngobrol dan akhirnya saya banyak mendengar informasi dari istri beliau tentang sakit serta perkembangannya yang mulai membaik.
Ya Allah, sembuhkan ustadz kami dan bisa terus membimbing kami mengarungi medan dakwah ini.
Selasa, 15 Agustus 2017
Tidak ada komentar