Titulo

Petambak Udang Vaname Pemegang Sertifikat KKP Perlu Advokasi Status Lahan

Permasalahan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan maupun petambak memang nampak tak kunjung habis. Kali ini pun persoalan dialami oleh para petambak udang di pesisir pantai utara Jawa. Menyempatkan diri menemui para petambak udang vaname di kabupaten Pemalang yang sedang mengalami persoalan tentang status lahan garapannya. Hal ini timbul akibat sengketa lahan dengan pihak kedua yang mewajibkan para petambak untuk membayar sewa per meternya.

Para petambak udang vaname adalah petambak yang membudidayakan salah satu jenis udang introduksi yang belakangan ini banyak diminati untuk dibudidayakan karena potensinya yang sangat baik, memiliki keunggulan seperti tahan penyakit, pertumbuhannya cepat (masa pemeliharaan 100-110 hari). Namun demikian pembudidaya udang yang modalnya terbatas masih menggangap bahwa udang vaname hanya dapat dibudidayakan secara intensif. Anggapan tersebut ternyata tidalah sepenuhnya benar, karena hasil kajian menunjukan bahwa vaname juga dapat diproduksi dengan pola tradisional. Bahkan dengan pola tradisional petambak dapat menghasilkan ukuran panen yang lebih besar sehingga harga per kilo gramnya menjadi lebih mahal.

Namun para petambak juga harus menyewa lahan seharga 1.250.000,- rupiah setiap 5000 meter per kolam. Dalam setahun para petambak bisa panen sebanyak dua kali, tercatat di tahun 2015 mereka dapat menghasilkan udang vaname sejumlah 850 ton. Selain itu para nelayan yang sudah mendapatkan sertifikasi dari Kementrian Kelautan dan Perikanan (KKP) juga merasa minim pembinaan. Mereka berharap pemerintah dapat memberikan pembinaan secara intensif di kabupaten Pemalang.

Para petambak juga berharap pemerintah dapat memberikan swadaya listrik untuk produksi karena pemangkasan listrik dapat menurunkan biaya produksi hingga 20 persen. Ditambah lagi mereka ingin pemerintah juga memperhatikan penanggulangan sungai Comal yang dikhawatirkan dapat memicu banjir untuk satu hingga tiga bulan kedepan. Karena hal tersebut dikhawatirkan dapat membahayakan produksi udang vaname oleh para petambak. 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.