Kelangkaan liquid petroleum gas (LPG) atau Elpiji jenis 3 kilogram terjadi menjelang tahun baru 2018.
Anggota Komisi B DPRD Jawa Tengah, Riyono menemukan kelangkaan LPG saat menggelar reses di Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan beberapa waktu yang lalu.
Akibat kelangkaan itu harga elpiji 3 kg melambung hingga kisaran Rp 22 ribu dari Rp 18 ribu.
"Kami berharap pemerintah, dalam hal ini PT Pertamina agar bisa melakukan pemantauan dan pengawasan yang ketat terhadap distribusi elpiji 3kg tersebut," kata Riyono melalui rilis persnya.
Di samping itu Pertamina perlu memberikan penambahan kuota distribusi, mengingat kebutuhan masyarakat pada memang cukup tinggi, baik untuk kebutuhan rumah tangga, usaha kuliner yang semakin meningkat maupun usaha mikro kecil dan UKM.
"Apalagi kelangkaan elpiji 3kg bersubsidi tersebut telah memicu kenaikan harga di tingkat pengecer dari pada harga resmi yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah dan PT Pertamina," ujar politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Jateng ini.
Saat ini, menurut Riyono, kelangkaan elpiji yang dirasakan masyarakat lebih disebabkan permintaannya yang naik. Selain itu, juga temuan elpiji 3 kg digunakan rumah tangga mampu. Padahal, elpiji 3 kg adalah gas bersubsidi yang diperuntukan bagi masyarakat tidak mampu.
Riyono mengingatkan, Elpiji merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi masyarakat dan bisa mempengaruhi kondisi ekonomi rakyat kecil yang masih sangat membutuhkan subsidi dari pemerintah.
"Mohon Pertamina untuk rutin melakukan pengawasan," tuturnya lagi.
Sumber: http://ekbis.rmol.co/read/2018/01/04/320810/Jangan-Lagi-Ada-Kelangkaan-Gas-Elpiji-3-Kg-Di-2018-
Tidak ada komentar