Titulo

Penuhi Kebutuhan Nelayan Biar Ekspor Indonesia Bisa Naik

Dikutip dari berita yang diterbitkan oleh okezone.com, potensi perikanan di pesisir pantai selatan Kabupaten Malang yang cukup besar, baik yang bergerak di bidang pengolahan ikan maupun izin operasional kapal besar dapat dikatakan mampu untuk menjadi pengekspor ikan di Indonesia. 

Namun permasalahannya adalah di Malang sendiri masih terkendala masalah penyimpanan ikan (cold storage). Jadi Selama ini hasil tangkapan ikan tuna dari laut selatan Malang itu dikirim langsung dan diolah di Benoa Bali, selanjutnya baru diekspor. Dengan adanya ruang pendingin nanti, hasil tangkapan ikan tuna bisa diolah dan langsung diekspor dari Malang.

Apalagi, lanjutnya, dalam waktu dekat ini Kabupaten Malang juga memiliki ruang pendingin (cold storage) dengan kapasitas cukup besar, yakni 100 ton. Namun, ruang pendingin tersebut lebih banyak digunakan untuk menyimpan hasil tangkapan ikan tuna ketimbang ikan lainnya, sebab ikan tuna tersebut untuk konsumsi ekspor.
Potensi perikanan di laut selatan Malang cukup besar, yakni sekitar 404 ribu ton per tahun, namun hingga saat ini produktivitas tangkapannya masih jauh dari harapan. Pada 2015 produktivitasnya mencapai 11.500 ton, pada 2014 mencapai 11.077 ton dan 2016 diharapkan bisa meningkat hingga 5 persen dari tahun sebelumnya.
Menurut salah seorang nelayan mengakui tidak adanya ruang pendingin untuk penyimpanan ikan (cold storage) menjadi salah satu penghambat lambannya Kabupaten malang menjadi sentra ikan tuna, padahal potensinya cukup besar.
Hal ini berkebalikan dengan kasus yang terjadi di Bandung. Dikutip dari metrotvnews.com, bahwa tingkat konsumsi ikan lebih tinggi dari pasokan ikan yang ada di pasaran. Sehingga harga ikan merangkak naik dan jika hal itu terus terjadi maka akan merugikan para pedagang ikan akan terjadinya penurunan tingkat penjualan. Hal ini harus segera diantisipasi dengan meningkatkan hasil tangkapan nelayan dalam negeri dan menekan angka impor ikan.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.